Rabu, 17 November 2010

Kesehatan mental

Tidak seorangpun yang tidak ingin menikmati ketenangan hidup, dan semua orang akan berusaha mencarinya, meskipun tidak semuanya dapat mencapai yang diinginkannya itu. Bermacam sebab dan rintangan yang mungkin terjadi sehingga banyak orang yang mengalami kegelisahan, kecemasan dan ketidak puasan.

Keadaan yang tidak menyenangkan itu tidak terbatas kepada golongan tertentu saja, tetapi tergantung pada cara orang menghadapi sesuatu persoalan. Misalnya ada orang miskin yang gelisah karena banyak keinginannya yang tidak tercapai, bahkan orang kaya yang juga gelisah, cemas dan merasa tidak tentram dalam hidupnya yang diakibatkan faktor lain seperti kebosanan atau ingin menambah hartanya lebih banyak lagi.

Setiap orang, baik yang berpangkat tinggi atau tidak berpangkat bahkan seorang pesuruh, menemui kesukaran dalam berbagai bentuk. Hanya satu hal yang sama-sama dirasakan yaitu ketidaktenangan jiwa. Sesungguhnya ketenangan hidup, ketentraman jiwa atau kebahagiaan batin, tidak tergantung kepada faktor-faktor luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan dsb. Akan tetapi lebih tergantung dari cara dan sikap menghadapi faktor-faktor tersebut.

Jadi yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. Kesehatan mental itulah yang menentukan tanggapan seseorang terhadap suatu persoalan, dan kemampuannya menyesuaikan diri. Kesehatan mental pulalah yang yang menentukan apakah orang akan menpunyai kegairahan untuk hidup, atau akan pasif atau tidak bersemangat.

Orang yang sehat mentalnya tidak akan lekas merasa putus asa, pesimis atau apatis, karena ia dapat mengahadapi semua rintangan atau kegagalan hidupnya dengan tenang. Apabila kegagalan itu dihadapi dengan tenang, akan dapatlah dianalisa, dicari sebab-sebab yang dimenimbulkannya, atau ditemukan faktor-faktor yang tidak pada tempatnya. Dengan demikian akan dapat dijadikan pelajaran yaitu menghindari semua hal-hal yang membawa kegagalan pada waktu yang lain.

Untuk mengetahui apakah seseorang sehat atau terganggu mentalnya, tidaklah mudah. Biasanya yang dijadikan bahan penyelidikan atau tanda-tanda dari kesehatan mental adalah tindakan, tingkah laku atau perasaan. Karenanya seseorang yang terganggu kesehatan mentalnya bila terjadi kegoncangan emosi, kelainan tingkah laku atau tindakannya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasien-pasien yang terganggu kesehatan mentalnya, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental yang terganggu dapat mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang. Pengaruh itu dibagi dalam empat kelompok yaitu ; perasaan, pikiran/kecerdasan, kelakuan dan kesehatan badan. Hal ini semua tergolong kepada gangguan jiwa, sedangkan sakit jiwa adalah jauh lebih berat.

Perasaan

Diantara gangguan perasaan yang disebabkan oleh kesehatan mental ialah rasa cemas, iri hati, sedih, merasa rendah diri, pemarah, ragu dsb. Untuk jelasnya marilah kita tinjau tiap-tiap persoalan dengan contohnya.

Rasa Cemas

Perasaan tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui ada yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasan gelisah dan mencemaskan itu. Terlalu banyak hal-hal yang banyak menyebabkan gelisah yang tidak pada tempatnya.

Iri Hati

Seringkali orang mrrasa iri hati atas kebahagiaan orang lain. Perasan ini bukan karena kebusukan hatinya seprti biasa di sangka orang, akan tetapi karena ia sendiri tidak merasakan bahagia dalam hidupnya.

Rasa Sedih

Rasa sedih yang tidak beralasan, atau terlalu banyak hal-hal yang menyedihkannya sehingga air mukannya selalu membanyangkan kesedihan, kendatipun ia seorang yang mampu, berpangkat, dihargai orang dan sebagainya.

Sesungguhnya perasaan sedih ini banyak sekali terjadi. Banyak kita melihat orang yang tidak pernah gembira dalam hidupnya. Sebabnya bermacam-macam, ada ibu yang merasa kesepian karena anak-anaknya sudah, tidak memerlukannya lagi, sedang bapak tidak lagi seperti dulu. Sebaliknya ada bapak yang merasa sedih karena istrinya yang dulu selalu memperhatikan makanan dan minumannya, sekarang telah sibuk mengurus rumah tangga dan anaknya. Kesedihan-kesedihan seperti itu, tidak disebabkan oleh sesuatu hal atau persoalan secara langsung, akan tetapi oleh kesehatan mental yang terganggu.

Rasa rendah Diri

Rasa rendah diri dan tidak percaya diri banyak sekali terjadi pada remaja. Hal ini disebabkan oleh banyaknya problem yang mereka hadapi dan tidak mendapat penyelesaian dan pengertian dari orang tua. Disamping itu mungkin pula akibat pengaruh pendidikan dan perlakuan yang diterimanya waktu masih kecil.

Rasa rendah diri ini menyebabkan orang lekas tersinggung. Karena itu ia mungkin akan menjauhi pergaulan dengan orang banyak, menyendiri, tidak berani mengemukakan pendapat (karena takut salah), tidak berani bertindak atau mengambil suatu inisiatif (takut tidak diterima orang). Lama kelamaan akan hilang kepercayaan pada dirinya, dan selanjutnya ia juga kurnag percaya kepada orang. Ia akan lekas marah atau sedih hati, menjadi apatis dan pesimis.

Bahkan rasa rendah diri itu mungkin akan menyebabkan ia suka mengeritik orang lain, dan tingkah lakunya mungkin akan terlihat sombong. Dalam pergaulan ia menjadi kaku, kurang disenangi oleh kawan-kawannya, karena mudah tersinggung dan tidak banyak ikut aktif dalam pergaulan atau pekerjaan.

Pemarah

Sesungguhnya orang dalam suasana tertentu kadang-kadang perlu marah, akan tetapi kalau ia sering-sering marah yang tidak pada tempatnya atau tidak seimbang dengan sebab yang menimbulkan marah itu, maka yang demikian ada hubungannya dengan kesehatan mental. Marah sebenarnya adalah ungkapan dari perasan hati yang tidak enak, biasanya akibat kekecewaan, ketidakpuasan, tidak tercapai yang diinginkannya. Apabila orang yang sedang merasa tidak enak, tidak puas terhadap dirinya, maka sedikit saja suasana luar mengganggu ia akan menjadi marah. Mungkin anak, istri atau siapapun akan menjadi sasaran kemarahannya yang telah lama ditumpuknya itu.

Selasa, 16 November 2010

Perlunya Kesehatan Mental

Akhir akhir ini diberbagai media banyak diberitakan mengenai kasus orang yang bunuh diri. Seorang ibu yang nekat terjun dari balkon apartemen dilantai enam-lah, ibu-ibu yang nekat minum racun satu paket dengan anak-anaknya, bahkan hingga anak Sd yang gantung diri karena gak sanggup bayar SPP. Tragis?? Memang.. mengenaskan? Apalagi…

Hal tersebut menggambarkan banyak keadaan masyarakat yang semakin tidak bahagia dari hari ke hari. Sesuai dengan hasil survey Indonesia happiness indeks tahun ini yang menyebutkan bahwa banyak orang semakin tidak bahagia, terutama dikota besar seperti Jakarta (hayoo…apa kalian salah satunya??) Apa dikata, organisasi kesehatan dunia (WHO) melalui situs BKKBN yang saya akses, telah mengeluarkan fakta yang mengezutkan (segitu banged bahasanya…maaph.. penyakit hiperbol sy kumat) bahwa tingkat bunuh diri di indoensia mencapai 50.000 kasus tiap tahunnya. Berarti setelah saya itung-itung pake kalkulator engkong sebelah kost, ada sedikitnya 1.500 orang yang melakukan bunuh diri per hari..(OMG-YMB-KM :Oh My God- You Must Be – Kidding Me ^_+)

Timbul banyak tanda tanya dooonk…(yg dikepalanya gak timbul tanda tanya mesti diperiksa tuh *.*) kenapa ya..banyak orang yang menjadi stress dan depresi beberapa tahun belakangan. Memang tuntutan hidup semakin tinggi… kemiskinan merajalela dimana-mana, itu fakta. Pengangguran dan korban-korba PHK yang turun berdemo dijalan sambil tereak-tereak penuh semangat ampre muncrat sana sini (walaupun pada kenyataannya,,,gak ada jaminan bahwa apa yang mereka teriakkan, apa yang mereka tulis di karton-karton kummel itu bakalan didengerin atau dibaca oleh orang-orang yang dituju). Anak-anak yang kurang gizi (termasuk didaerah tempatku berasal, lombok. Yang ironisnya merupakan lumbung padi, bumi gogo rancah). Itulah sepenggal dari sekian banyak cerita2 miris ttg negeri ini yang sering kita lihat di tipi n kita baca di koran2.

Trus sekarang masalahnya dimana? Kalau mau nyalahin pemerintah, karena gak becus ngurus pemerataan hidup sih, percuma. Mau berontak dan nyari suaka politik ke Negara laen? Ah…lari dari masalah gak akan menyelesaikan apapun (ciee…sok-sok bijak gitu)

Kalau kalian tanya pendapatku… menjaga kesehatan diri sendiri, itu yang perlu. lho …paa hubungannya??? (ye…kaga tau??? Kemana aja loe!!!???) otomatis dengan tubuh sehat, akan ada kesadaran dari tiap individu untuk menciptakan lingkungan tempat tinggal yang sehat pula. Dengan badan yang sehat, kita akan mampu meminimalisir pengaruh buruk dari lingkungan yang gak bersih dan sumber penyakit. Seperti kata pepatah lama “mensana in corporesano’ Tapi…gak hanya sekedar sehat secara fisik aja. Sehat secara spiritual pun memberikan kontribusi yang tak kalah pentingnya. Mendekatkan diri pada Tuhan akan memberikan banyak sekali kekuatan mental kita untuk tetap bertahan dalam situasi sesulit apapun.

Menurut hemat saya…sehat secara spiritual berimbas pada kesehatan mental yang baik pula. Nah,, sebenarnya apa sih kesehatan mental yang baik itu? Nah..inilah penjelasan yang Dipersembahkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Surabaya

Apa sih kesehatan mental itu??

Mempunyai kesehatan mental yang baik berarti mempunyai perasaan positif tentang diri sendiri, mampu menyelesaikan masalah dan tekanan hidup sehari-hari, dan bisa membentuk dan menjaga hubungan baik dengan orang lain.

Selama ini kita sudah memahami pentingnya menjaga kesehatan fisik. Tapi menjaga kesehatan mental juga sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Kenyataannya, kesehatan mental yang buruk akan mengakibatkan kesehatan fisik yang buruk pula.

Siapa yang bisa terganggu kesehatan mentalnya?

Siapapun dapat terganggu kesehatan mentalnya. Sesuatu terkadang diluar dugaan banyak orang. Paling tidak, satu dari lima orang dalam satu populasi terganggu kesehatan mentalnya. Mungkin saja salah satunya kita.

Jika kita mendengar kata kesehatan mental yang terganggu, kita sering buru-buru menghubungkan dengan kondisi mental tertentu, misalnya: depresi berat atau skizofrenia (”hilang ingatan atau gila”). Padahal kesehatan mental juga mencakup kondisi yang kita semua bisa mengalaminya, seperti stres, kecemasan, atau perasaan tertekan (seperti yang sedang kualami sekarang saat mengerjakan skripsi….hik T.T)

Ketika stres berubah menjadi distres

Stres dalam intensitas tertentu malah baik dan positif, membuat kita berkembang. Tetapi bila berlebihan akan buruk dampaknya pada kesehatan mental maupun fisik. Kondisi ini bila timbul perasaan:

• Merasa cemas dan khawatir berlebihan dalam menghadapi masalah

• Ada perubahan nyata dalam pola tidur atau pola makan (berlebihan atau kurang)

• Mudah tersinggung atau marah oleh sebab sepele

• Sulit konsentrasi atau sulit membuat keputusan

• Hal ini menandakan stres berubah menjadi distres (penderitaan).

Setiap orang dapat melakukan langkah-langkah tertentu untuk mengatasinya. Kita cenderung beranggapan bahwa kesehatan mental adalah sesuatu yang berkaitan dengan kondisi dimana kita tidak bisa mengkontrol diri atau penanda kelemahan kepribadian. Persepsi tersebut tidak benar. Kita dapat melakukan sesuatu untuk membetulkan anggapan tersebut dan melindungi kesehatan mental kita.

Tetap aktif:
olah raga teratur dan menjaga kebersihan serta penampilan diri dapat membantu kita mempunyai perasaan positif.

Melibatkan diri dalam kelompok:
ikut dalam kegiatan atau klub, bertemu teman atau handai tolan secara teratur dalam suasana menyenangkan dan suportif, mempunyai sahabat tempat saling bercerita, ikut kursus-kursus, atau mempelajari hal baru yang anda sukai.

Menerima diri sendiri:
kita semua unik dan berbeda satu sama lain, dan tidak ada manusia sempurna. Semua orang mempunyai kelemahan seperti halnya kelebihan. Terimalah dan cintai diri sendiri secara wajar.

Relaks:
terlalu banyak kegiatan malah akan membuat kita merasa tertekan. Luangkan waktu untuk bersantai dan beristirahat. Penting juga untuk bisa tidur malam dengan baik, yang akan membantu meredakan stres. Tidur yang baik dan teratur merupakan penyegara pikiran. Tak lupa, lakukan hobi yang bisa membuat anda merasa nyaman serta relaks.

Menghindari alkohol dan narkoba:
Ini malah akan memperburuk kondisi seseorang.

Makan secara sehat dan teratur:
Ini akan membantu anda merasa lebih baik dan memberi lebih banyak energi.

Mendekatkan diri pada Tuhan:
kita akan merasa ada sesuatu kekuatan yag akan menolong dan harapan untuk menjadi lebih baik serta mendapat ketenangan.

Kenali gejala kesehatan mental yang terganggu:
Mempunyai kesehatan mental yang baik berarti mampu mengatasi tekanan hidup sehari-hari. Bila anda merasa tidak mampu mengatasi, atau malah mengatasi dengan alkohol dan narkoba (napza), anda mungkin mempunyai masalah yang memerlukan bantuan orang lain.

Mencari bantuan:
Bila seseorang sakit secara fisik, maka ia akan berkonsultasi pada dokter. Begitu pula dengan kesehatan mental kita. Jangan merasa malu atau ragu untuk mencari pemecahan masalah kesehatan mental kamu pada ahlinya (konselor, psikolog klinis, psikiater).

Kenyataan mengenai kehidupan

Mempunyai masalah kesehatan mental tak ubahnya dengan masalah kesehatan fisik. Sangat penting untuk mengenali gejala-gejala, menemukan cara untuk mengatasinya, dan melakukan langkah-langkah untuk melindungi diri dari berulangnya masalah dengan menjaga kesehatan mental kita.

Mengabaikan masalah kesehatan mental pada diri sendiri atau orang lain, tidak akan membuat hal itu akan berlalu dengan sendirinya. Kenyataannya, perlahan atau cepat akan membuat keadaan bertambah buruk, paling tidak menurnkan kualitas hidup.

Menderita gangguan kesehatan mental tidak usah takut atau malu. Hal itu wajar, sama halnya anda menderita sakit fisik. Bila ada yang merasa mempunyai masalah, terbukalah dan bicarakan dengan orang yang dipercayai. Hal itu bukan pertanda kelemahan pribadi. Bila kamu melihat gejala tersebut pada orang lain, dorong orang tersebut untuk membicarakannya.

Bicarakan masalahmu pada orang yang dipercaya: teman dekat, keluarga, atau konselor, psikolog dan psikiater.

Nah…udah tau kan definisi kesehatan mental dan cara-cara untuk memiliki mental yang sehat? Sekarang kenapa gak coba untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari? Dengan sejuta harapan agar dihari-hari mendatang gak perlu ada lagi berita mengenai kasus depresi dan bunuh diri. Amiinn..